Di teriknya Tiyasan,..
Tetaplah di dekatku selayak lilin di bilik gelap
Hangatkan pedih jiwaku hingga ku jatuh terlelap
Meski ada dia dan engkau di depanku, kini aku sendiri
Meregang remuk hati merasa terbuang lagi
Dia hujamkan kasihnya di ulu hatiku
Dia tancapkan cintanya tanpa bertanya tentang gundahku
Lalu aku bermandi sejuta sayang di telaga kasihmu
Terbuai biru menggenggang dua bunga di tanganku
Sedangkan musim hujan belum lagi berakhir
Kemarau sudah menyapa sesak membakar syair
Kini aku tersesat tak tahu ke mana pulang
Jalan setapak kecil di seberang kenangan berangsur hilang
Aku dan pintaku bukan tanpa alasan
Aku dan pintaku bukan tanpa keikhlasan dan pengertian
Apa kau dan dia akan membiarkanku dibunuh bisu
Lalu mati tanpa kasih menjadi debu
Sekejap mata kau pergi sekejap lagi kau di sisi
Sedangkan dia tlah bertahun hinggapi hati
Aku yang bodoh tak bisa bedakan bahasa cinta
Karena rasa tak kan terukur dalam indahnya
Dia tak kan pintaku memilih
Kau bisa pergi kapan saja bila kubuat sedih
Lalu aku bercanda dengan siapa ?
Atau harus kuketawai nasib kasihku yang merana,…
No comments:
Post a Comment